Merasai Allah bersama-sama kita

Alhamdulillah.. Rutinnya, kami akan membaca ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis sahih dari buku Riyadus Solihin. Walaupun masih lagi belum berganjak dari RS Jilid 1, tapi ALhamdulillah ada progress.

Hari ini kami membaca satu hadis yang menyentak hati-hati kami:

Dari Abu Hurairah ra dia mendengar Nabi saw bersabda:

“Sesungguhnya ada tiga orang dari Bani Israel, iaitu orang sopak – yakni belang-belang kulitnya, orang botak dan orang buta. Allah hendak menguji mereka itu, kemudian mengutus seorang malaikat kepada mereka. Ia mendatangi orang sopak lalu berkata: “Sesuatu apakah yang paling engkau minta?” Orang sopak berkata: “Warna yang baik dan kulit yang bagus, juga lenyaplah kiranya penyakit yang menyebabkan orang-orang merasa jijik padaku ini.” Malaikat itu lalu mengusapnya dan lenyaplah kotoran-kotoran itu dari tubuhnya dan dikurniai -oleh Allah Ta’ala – warna yang baik dan kulit yang bagus. Malaikat itu berkata pula: “Harta apakah yang paling engkau sukai?” Orang itu menjawab: “Unta.” Atau katanya: “Lembu,” yang merawikan Hadis ini sangsi – apakah unta ataukah lembu. Ia lalu dikurniai unta yang bunting, kemudian malaikat berkata: “Semoga Allah memberi keberkahan untukmu dalam unta ini.”

Malaikat itu seterusnya mendatangi orang botak, kemudian berkata: “Apakah yang paling engkau sukai?” Orang botak berkata: “Rambut yang bagus dan lenyaplah kiranya apa-apa yang menyebabkan orang-orang merasa jijik padaku ini.” Malaikat itu lalu mengusapnya dan lenyaplah botak itu dari kepalanya dan ia dikurnia rambut yang bagus. Malaikat berkata pula: “Harta apa yang paling engkau sukai?” Ia berkata: “Lembu.” la pun lalu dikurniakan lembu yang bunting dan malaikat itu berkata: “Semoga Allah memberikan keberkahan untukmu dalam lembu ini.”

Akhirnya malaikat itu mendatangi orang buta lalu berkata: “Apa yang paling kamu sukai?” Orang buta menjawab: “Iaitu Allah mengembalikan penglihatanku padaku sehingga aku dapat melihat semua orang.” Malaikat lalu mengusapnya dan Allah mengembalikan lagi penglihatan padanya. Malaikat berkata pula: “Harta apakah yang paling engkau sukai?” Ia menjawab: “Kambing.” la pun dikurniakan kambing yang bunting.

Yang dua, unta dan lembu melahirkan anak-anaknya dan yang kambing juga melahirkan anaknya. Maka yang sopak mempunyai selembah penuh unta dan yang satunya lagi yang botak mempunyai selembah lembu dan yang buta mempunyai selembah kambing.

Malaikat itu lalu mendatangi lagi orang yang sopak dalam rupa seperti orang sopak itu dahulu, berpakaian serba buruk dan berkata: “Saya adalah orang miskin, sudah terputus semua sebab-sebab untuk dapat memperolehi rezeki bagiku dalam musafirku ini. Maka tidak ada yang dapat menyampaikan maksudku pada hari ini kecuali Allah kemudian dengan pertolongan mu pula. Saya meminta padamu dengan atas nama Allah yang telah mengurniakan padamu warna yang baik dan kulit yang bagus dan pula harta yang banyak, sudi kiranya engkau menyampaikan maksudku dalam musafirku ini untuk sekadar bekal perjalananku.” Orang sopak itu menjawab: “Keperluan-keperluanku masih banyak sekali.” Malaikat itu berkata lagi: “Seolah-olah saya pernah mengenalmu. Bukankah engkau dahulu seorang yang berpenyakit sopak yang dijijiki oleh seluruh manusia, bukankah engkau dulu seorang fakir, kemudian Allah mengurniakan harta padamu?” Orang sopak dahulu itu menjawab: “Semua harta ini saya mewarisi dari nenek moyangku dulu dan mereka pun dari nenek-moyangnya pula.” Malaikat berkata pula: “Jikalau engkau berdusta dalam pendakwaanmu, maka Allah pasti akan menjadikan engkau kembali seperti keadaanmu semula.

Malaikat itu selanjutnya mendatangi orang yang asalnya botak, dalam rupa seperti orang botak dulu dan keadaannya yang hina dina, kemudian berkata kepadanya sebagaimana yang dikatakan kepada orang sopak dan orang botak itu menolak permintaannya seperti halnya orang sopak itu pula. Akhirnya malaikat itu berkata: “Jikalau engkau berdusta, maka Allah pasti akan menjadikan engkau kembali sebagaimana keadaanmu semula.”

Seterusnya malaikat itu mendatangi orang yang asalnya buta dalam rupanya seperti orang buta itu dahulu serta keadaannya yang menyedihkan, kemudian ia berkata, “Saya adalah orang miskin dan sedang bermusafir dan kehabisan bekal, sudah terputus semua sebab-sebab untuk dapat memperoleh rezeki bagiku dalam musafirku ini, maka tidak ada yang dapat menyampaikan maksudku pada hari ini, kecuali Allah kemudian dengan pertolonganmu pula. Saya meminta padamu dengan atas nama Allah yang mengembalikan penglihatan untukmu iaitu seekor kambing yang dapat saya gunakan untuk menyampaikan tujuanku dalam berpergian ini.” Orang buta dahulu itu berkata: “Saya dahulu pernah menjadi orang buta, kemudian Allah mengembalikan penglihatan padaku. Maka oleh sebab itu ambillah mana saja yang engkau inginkan dan tinggalkanlah mana saja yang engkau inginkan. Demi Allah saya tidak akan membuat kesukaran padamu pada hari ini dengan sesuatu yang engkau ambil kerana mengharapkan keredhaan Allah ‘Azzawajalla.”

Malaikat itu lalu berkata: “Jagalah harta kekayaanmu, sebab sebenarnya engkau semua ini telah diuji, kemudian Allah telah meredhai dirimu dan memurkai pada dua orang sahabatmu – yakni si sopak dan si botak.” (Muttafaqun ‘alaih)

……………………

Sejenak kami terfikir, ye, itulah kita dahulu. Bukankah kita dahulu sangat struggle stadi medic, kemudian Allah memudahkan kita untuk menggenggam ijazah itu. Bukankah dahulu kita pernah gagal semase 4th year/final year – tetapi kemudian Allah telah membantu kita lulus professional exam. Bukankah kita dahulu pernah miskin kemudian Allah memberikan kita kite kerja sebagai intern, SHO dengan simpanan di bank mencatat 5 angka. Bukankah dahulu kita keseorangan, kemudian Allah mengurniakan kita pasangan dan anak2?

Tetapi, kemudian kita lupa… Bila datang mad’u dan ikhwah kita meminta bantuan kita, kita katakan seribu alasan kepadanya…Mengapa tidak kita katakan, “aku dahulu sepertimu, tetapi Allah telah memberi nikmat kepadaku, ambillah apa yang kau mahu dari diriku”. Sebaliknya kita, hanya mendiamkan diri, memejamkan mata melihat mereka dalam kesusahan. Lebih kejam lagi, bila kita katakan pada mereka, mintalah dari orang lain.

Ayuhal ikhwah, akhawat…
Sudah lupakah kita?

3 Responses to “Merasai Allah bersama-sama kita”

  1. an old friend Says:

    hakikat seorang insan..
    apabila dia mdpt kesenangan, dia mudah lupa masa2 kesusahan..
    lupa untuk bersyukur..

    ingatkan bila diri ini lupa..
    JZKK atas peringatan, moga Allah ganjari..

  2. Jurisda Says:

    salam..
    semoga Allah reda dgn nikmat yg dikurniakannya..
    jadilah hamba yang bersyukur dan jadilah insan yg saling membantu kerana Allah..

    saya nak berkongsi tentang surah Ar-Rahman..
    tadabbur setiap ayat..

    Maka akan kamu temui betapa Allah sgt2 pemurah n penyayang..
    Namun apa yg kita balas setelah menerima segala kurniaannya????????

Leave a comment